Rabu, 10 November 2010


“Dampak Dari Liberalisasi Perdagangan Pertanian Indonesia–China Terhadap Produksi dan Ekspor Pertanian di Indonesia : Suatu Penelitian Dengan Pendekatan Simulasi”

Tulus Tambunan
Fakultas Ekonomi Universitas Trisakti

Januari 2010



Tema/Topik
Dampak perdagangan bebas antara Indonesia dan China

Judul
Dampak Dari Liberalisasi Perdagangan Pertanian Indonesia–China Terhadap Produksi dan Ekspor Pertanian di Indonesia : Suatu Penelitian Dengan Pendekatan Simulasi
Latar Belakang
Kesepakatan liberalisasi perdagangan untuk komoditas-komoditas pertanian antar China dan Indonesia atau ASEAN yang dikenal dengan nama Area Perdagangan Bebas (FTA) ASEAN-China pasti membawa sebuah dampak, baik positif maupun negatif terhadap produk-produk ekspor di Indonesia terutama komoditas pertanian.

ASEAN_China FTA untuk pertanian tersebut dilakukan dalam suatu program yang disebut Program Panen Awal (EHP). Di dalam Program ini, produk-produk pertanian, termasuk hewan tenak/binatang hidup,dagimg,ikan-ikanan, sayuur-sayuran, buah-buahan dan banyak lainya lagi sekarang menikmati tarif impor nol persen.

Tujuan
  1. Untuk mengkaji apakah kesepakan ASEAN-China FTA tersebut menguntungkan Indonesia
  2. Untuk mengetahui dampak dari kesepakan Cina dengan Indonesia di dalam konteks kesepakatan China-AFTA tersebut terhadap produksi dan ekspor pertanian Indonesia.
  3. Untuk mengetahui daya saing pertanian Indonesia terhadap pertanian China.
Metode Penelitian
Ø  Metode Analisis
1.      Menganalisis daya saing perdagangan Indonesia dibandingkan China untuk komoditas-komoditas yang termasuk dalam EHP dengan mengunakan dua pendekatan yakni : Revealed comparative advantage (RCA) dan Indeks spesialisasi Perdagangan (TSI)
2.      Menganalisis Efek dari liberalisasi perdagangan pertanian kedua negara terseebut terhadap ekspor pertanian di Indonesia
Ø  Tinjauan Literatur
Studi dengan mengunakan penelitian antara lain : Feridhanusetyawan, dkk (2000), Feridhanusetyawan dan pangestu (2002), Erwidodo (1998), Pambudi dan Chandra (2006), Hutabarat ,dkk (2007) dan Octaviani dkk (2008)
Ø  Model Penelitian
Menggunakan model gambar yang berdasarkan angka tahun
(Gambar dapat di lihat pada artikel halaman 19)

Hasil dan Analisis
Ø  Simulasi Kebijakan Perdagangan Pertanian (ATSPSM)
Merupakan model simulasi kebijakan perdagangan yang bisa membuat suatu analisis secara terperinci mengenai isu-isu terkait dengan kebijakan perdagangan pertanian. Model ini mengunakan 176 negara dan 36 kelompok komoditas
Model ini menganalisis efek-efek dari perubahan-perubahan dari kebijakan perdagangan dan harga terhadap penawaran dan permintaan.Dalam studi tersebut, perubahan-perubahan kebijakan adalah penghapusan tarif di luar dan di dalam kuota Indonesia dan China. Hasilnya menunjukan perubahan dalam ekspor, impor dan volune produksi dalam negeri di kedua negara tersebut,dan hasilnya menunjukan lebih dari setengah dari 15 komoditas yang masuk dalam analisis, ekspor-ekspor Indonesia menurun.
Ø  Model proyek Analisis Peragangan Global (GTAP)
Dengan mengunakan model ini, penelitian ini mestimulasi dampak dari penurunan atau penghapusan tarif impor atas komoditas-komoditas tertentu terhadap tiga variable tertentu yakni produksi, ekspor dan impor. Pada model ini di China, petani-petani padi akan mendapatjkan keuntungan dari perubahan tarif impor tersebut. Tepatnya, volume produksi mereka di perkirakan akan bertambah dengan tarif 5%,dan peningkatannya akan lebih banyak lagi pada tarif 0%

Kesimpulan
Secara keseluruhan, pertanian Indonesia, atau lebih spesifik lagi, petani-petani di subsektor-subsektor pertanian yang dipilih untik penelitian ini tidak akan sepenuhnya mendapatkan keuntungan dari kesepakatan perdanganan regional tersebut. Dan telah diketahui bahwa pertaniannya merupakan sektor yang “terlupakan” atau “tersisihkan” dalam pembangunan ekonomi nasional selama ini.

Berbagai permasalahan yang timbul pun menjadi kendala tersendiri dalam liberalisasi perdagangan. Sehingga suatu hal yang pasti, yakni tanpa ada upaya-upaya yang serius dan konkrit, tidak hanya dari pemerintah tetapi juga dari swasta atau masyarakat secara umum untuk mengatasi permasalahan-permasalahan tersebut, pertanian Indonesia akan dirugikan di dalam setiap perdagangan bebas, termasuk dalam China-AFTA.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar