Rabu, 10 November 2010

Analisis Pengaruh Bencana Alam yang Terjadi di Indonesia Terhadap inflansi


Akhir-akhir ini Indonesia sering di landa musibah. Bencana alam tak henti hentinya merundung tanah air ini.  Wasior, Mentawai dan Yogyakarta menjadi wilayah yang menjadi soroan akhir-akhir ini. Bencana alam mulai dari banjir bandang, tsunami,  maupun gunung meletus melanda daerah tersebut. Tidak hanya duka yang  membekas namunnya bencana tersebut menyisakan dampak tesendiri bagi perekonomian setempat.
Perekonomian Warga setempat, sempat “lumpuh” total. Warga tidak dapat melakukan kegiatan ekonomi seperti berdagang atau berproduksi, entah sampai kapan.
Dalam penulisan ini, penulis ingin menganalisis pengaruh bencana yang terjadi di Indonesia terhadap tingkat inflansi.
inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus (kontinu) berkaitan dengan mekanisme pasar yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain, konsumsi masyarakat yang meningkat, berlebihnya likuiditas di pasar yang memicu konsumsi atau bahkan spekulasi, sampai termasuk juga akibat adanya ketidak lancaran distribusi barang.Dengan kata lain, inflasi juga merupakan proses menurunnya nilai mata uang kontinu.
Terdapat dua penyebab inflansi yakni
·         Inflasi tarikan permintaan (demand pull inflation) terjadi akibat adanya permintaan total yang berlebihan dimana biasanya dipicu oleh membanjirnya likuiditas di pasar sehingga terjadi permintaan yang tinggi dan memicu perubahan pada tingkat harga. Bertambahnya volume alat tukar atau likuiditas yang terkait dengan permintaan terhadap barang dan jasa mengakibatkan bertambahnya permintaan terhadap faktor-faktor produksi tersebut. Meningkatnya permintaan terhadap faktor produksi itu kemudian menyebabkan harga faktor produksi meningkat. Jadi, inflasi ini terjadi karena suatu kenaikan dalam permintaan total sewaktu perekonomian yang bersangkutan dalam situasi full employment dimanana biasanya lebih disebabkan oleh rangsangan volume likuiditas dipasar yang berlebihan.
·         Inflasi desakan biaya (cost push inflation) terjadi akibat adanya kelangkaan produksi dan/atau juga termasuk adanya kelangkaan distribusi, walau permintaan secara umum tidak ada perubahan yang meningkat secara signifikan. Adanya ketidak-lancaran aliran distribusi ini atau berkurangnya produksi yang tersedia dari rata-rata permintaan normal dapat memicu kenaikan harga atau juga karena terbentuknya posisi nilai keekonomian yang baru terhadap produk tersebut akibat pola atau skala distribusi yang baru.
Tentu saja seperti yang telah di ungkapkan sebelumnya bencana alam telah mematikan sektor eknomi, akibatnya penurunan produksi akan terjadi dalam suatu  tingkat permintaan yang tetap. Akibanya terjadi kelambatan distribusi dan mendorong terjadinya kenaika harga.

Akan tetapi,seperti yang talah dinyataan oleh Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia, Rusman Heriawan memastikan, bencana alam yang melanda berbagai daerah di Indonesia tidak berpengaruh signifikan terhadap inflasi. Karena menurutnya, daerah-daerah yang terkena bencana tersebut bukanlah daerah yang menjadi pusat pengembangan pangan.

"Tiga daerah bencana, yakni Wasior (Papua), Mentawai (Sumbar) dan Sleman (Jogjakarta), bukanlah daerah kantong produksi pangan. Jadi sejauh ini, kita lihat tidak ada dampaknya terhadap inflasi di (lingkup) nasional," kata Rusman kepada wartawan di Jakarta, Senin (1/11).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar